Senin, 07 November 2016

Terus berjuang anak buruh tani ini berhasil kuliah di UGM

Terus berjuang, anak buruh tani ini berhasil kuliah di UGM


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Masalah ekonomi tidak jadi penghambat untuk mengenyam pendidikan seperti yang dihadapi oleh Birrul Qodriyyah yang mempunyai citacita mulia meneruskan tahap pendidikan tinggi di kampus. Sang bapak yang cuma berprofesi sebagai buruh tani pernah membuatnya cemas masalah cost, tetapi Birrul tetaplah mengemukakan hasratnya itu. Birrul mengemukakan pada ayahnya mengenai hasratnya masuk perguruan tinggi manapun. Sang bapak lalu terasa sangsi karena cost kuliah yang mahal, tetapi Birrul tetap harus ngotot menginginkan kuliah. Masalah ekonomi pada akhirnya menimbulkan inspirasi baru untuk Birrul, yaitu menabung untuk cost kuliah. Hal semacam ini dikatakannya pada sang ibu, namun sayangnya tidak ada duit yang dapat ditabung lantaran Birrul sendiri tidak mempunyai duit jajan untuk ditabung mulai sejak kecil. Sesudah lama memikirkan, pada akhirnya Birrul temukan langkah untuk menyatukan duit, yakni ikuti lomba serta memenangkannya. Peluang pertama ikuti lomba, Birrul sukses mengantongi Rp 2 juta. Duit itu semula bakal dipakai untuk beli computer dahulu, namun sesudah dipikir sia-sia miliki computer namun kelak tidak dapat kuliah. Beasiswa juga jadi jalan keluar untuk Birrul yang dibantu ayahnya mencari beasiswa dari sebagian kampus negeri serta swasta. Walau sekian, usaha bapak dari dara berkerudung itu juga belum membawa hasil. Birrul juga pada akhirnya memantapkan diri untuk selalu berupaya dengan berbekal doa serta restu ke-2 orangtuanya. Sampai mendekati ujian nasional SMA, Birrul telah mempunyai tabungan Rp 5, 5 juta. Dengan duit beberapa itu, gadis asal Bantul itu meyakini dapat masuk ke satu diantara perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Waktu itu di th. 2010 cost masuk di UNY paling murah yaitu Rp 5, 5 juta. Jumlah itu sama juga dengan duit tabungan Birrul, ia juga memikirkan bila jadi guru juga tak apaapa. Citacitanya memanglah ada dua yaitu dokter serta guru. Satu saat Birrul berkonsultasi pada gurunya di SMA Negeri 2 Bantul mengenai gagasan masuk perguruan tinggi. Dari percakapan dengan gurunya, Birrul dianjurkan untuk ikuti program PBUTM (Penerimaan Bibit Unggul Tak Dapat). Peluang itu juga tidak disiasiakan olehnya. Birrul juga segera mendaftar lewat sekolahnya namun tak mengambil jurusan kedokteran, tetapi jurusan keperawatan dengan argumen supaya lebih gampang di terima. Demikian memperoleh pengumuman hasil PBUTM, Birrul terasa bahagia sekalian menyesal. Dia bahagia lantaran pada akhirnya dapat masuk kuliah tanpa ada cost sampai lulus, tetapi juga menyesal lantaran tak pilih jurusan kedokteran seperti citacitanya walau sebenarnya ia meyakini dapat masuk jurusan itu. Walau sekian Birrul terasa bersukur telah jadi mahasiswa. Kesungguhannya belajar dibuktikan dengan prestasinya sebagai mahasiswa berprestasi nasional di th. 2013 lantas. Cerita Birrul menunjukkan bila aspek ekonomi bukanlah penghambat untuk siswa berprestasi serta telaten belajar untuk menuntut pengetahuan setinggi mungkin saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar